Pohon Cinta merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Pulau Kemaro, yang berada di tengah Sungai Musi, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera, Palembang. Pohon ini terkenal dengan kisah romantis yang mengiringinya serta legenda yang melatarbelakangi asal usulnya.
Keunikan Pohon Cinta
Pohon Cinta, yang sebenarnya adalah pohon beringin tua, diperkirakan telah berusia ratusan tahun. Meskipun tidak mendapatkan perawatan khusus, pohon ini tetap hidup subur dan tidak pernah mati, menjadikannya sebagai simbol cinta yang abadi. Banyak pengunjung yang percaya bahwa mengukir nama pasangan mereka di Pohon Cinta akan membawa keberuntungan dan keharmonisan dalam hubungan mereka.
Baca Juga : https://lunetwork.org/2025/02/09/spot-gowes-menyenangkan-di-hong-kong-bendungan-plove-cove-reservoir/
Legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah
Kisah yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Pohon Cinta adalah legenda tentang Tan Bun An, seorang saudagar Tiongkok, dan Putri Siti Fatimah dari Palembang. Tan Bun An datang ke Palembang untuk berdagang dan bertemu dengan Siti Fatimah, putri dari seorang raja Palembang. Keduanya jatuh cinta dan mendapatkan restu dari kedua orang tua Siti Fatimah.
Namun, hubungan mereka tidak semulus yang diharapkan. Kedua orang tua Siti Fatimah memberikan syarat agar Tan Bun An memberikan mas kawin berupa emas jika ingin menikahi putrinya. Tan Bun An kemudian pergi kembali ke Tiongkok untuk memenuhi permintaan tersebut.
Baca Juga : https://lunetwork.org/2025/02/08/5-aktivitas-seru-yang-bisa-dilakukan-di-wisata-air-putri-waiyoho/
Perjalanan Tragis Tan Bun An
Setelah mendapatkan emas yang diminta, Tan Bun An menyembunyikan emas tersebut di dalam kotak sayur agar terhindar dari perampok. Ketika ia kembali ke Palembang, salah seorang pengawal kerajaan yang tidak mengetahui isi kotak tersebut mengira kotak itu berisi sayuran basi. Tanpa sengaja, kotak tersebut terbuang ke sungai.
Mendengar kabar tersebut, Tan Bun An terjun ke Sungai Musi untuk mencari kotak sayur berisi emas yang telah dibawanya. Sayangnya, ia tidak pernah muncul lagi ke permukaan. Melihat kejadian tersebut, Siti Fatimah merasa sangat sedih dan memutuskan untuk terjun ke sungai, memilih untuk menyusul kekasihnya yang telah meninggal.
Baca Juga : https://lunetwork.org/2025/02/07/lokasi-dan-rute-menuju-turyapada-tower-destinasi-wisata-ikonik-di-bali/
Asal Usul Pulau Kemaro
Seiring berjalannya waktu, tempat di mana keduanya tenggelam perlahan berubah menjadi gundukan daratan, yang kini dikenal sebagai Pulau Kemaro. Pulau ini menjadi simbol dari kisah cinta tragis antara Tan Bun An dan Siti Fatimah, dan di atasnya tumbuh Pohon Cinta yang kini menjadi daya tarik wisata.
Baca Juga : https://lunetwork.org/2025/02/06/pembangunan-tol-ikn-seksi-1b-dorong-pertumbuhan-dua-desa-wisata/
Peraturan di Sekitar Pohon Cinta
Saat ini, Pohon Cinta di Pulau Kemaro dibuka untuk umum sebagai salah satu destinasi wisata. Namun, pada perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh, pengunjung di sekitar kawasan Pohon Cinta dilarang masuk. Hal ini untuk mencegah terjadinya vandalisme oleh wisatawan yang datang berkunjung selama masa perayaan tersebut.
Kisah cinta tragis ini terus hidup dalam ingatan masyarakat, dan Pohon Cinta tetap menjadi simbol cinta yang abadi bagi pasangan yang mengunjungi Pulau Kemaro.
Aritkel Terkait : https://lunetwork.org/