https://lunetwork.org/ SURABAYA – Musim panas tahun ini menghadirkan suasana berbeda di Surabaya. Dengan mengusung tema “One Asia, Many Stories: Celebrating Diversity”, Asia Summer Program (ASP) 2025 menjadi ajang pertemuan mahasiswa dari tujuh negara Asia untuk merayakan keberagaman budaya dan ilmu pengetahuan. Program internasional ini berlangsung dari 14 Juli hingga 1 Agustus 2025 di Petra Christian University (PCU).
Miniatur Asia dalam Kampus
ASP tahun ini diikuti oleh 100 peserta, terdiri dari 32 mahasiswa internasional dan 68 mahasiswa PCU. Mereka berasal dari Jepang, Korea Selatan, Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan India—mewakili mozaik budaya Asia yang berpadu di lingkungan akademik. “ASP 2025 merupakan penyelenggaraan ke-13 dan bertujuan memperkenalkan Asia dengan cara menyenangkan dan kreatif,” ujar Dr. Liem Satya Limanta, M.A., Ketua Pelaksana ASP 2025. Ia menambahkan bahwa kegiatan ASP tidak hanya berfokus pada akademik, namun juga memperkaya pengalaman budaya para peserta.
Perpaduan Akademik dan Budaya
Selama tiga minggu, para mahasiswa mengikuti perkuliahan yang disampaikan dalam Bahasa Inggris. Terdapat 21 kelas yang berlangsung pagi dan siang, dengan topik beragam mulai dari ekonomi, sastra, pendidikan, film, energi berkelanjutan, pariwisata, kuliner, nutrisi, hingga kesehatan. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengambil dua mata kuliah, yang setara tiga SKS dan dapat diakui oleh universitas asal mereka.
Eksplorasi Budaya Lewat Aktivitas Interaktif
Namun, ASP tidak semata-mata kegiatan perkuliahan. Program ini turut menghadirkan 13 aktivitas budaya dan olahraga yang dirancang secara interaktif, untuk memberi pengalaman langsung mengenai kekayaan budaya Indonesia. Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian adalah Banana Leaf and Origami Workshop yang digelar di Gedung Q, ruang Q1.101, Kampus PCU pada Selasa (15/7/2025).
Dalam workshop ini, mahasiswa dari berbagai negara belajar cara membungkus lemper dan klepon menggunakan daun pisang, serta menghias tampah dengan beragam jajanan pasar khas Indonesia.
Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Praktis
“Dengan belajar membungkus lemper dan klepon menggunakan daun pisang, para peserta tidak hanya mengenal sejarah kuliner tradisional Indonesia,” ujar Dr. Aniendya Christianna, S.Sn., M.Med.Kom., selaku penanggung jawab kegiatan tersebut. “Mereka juga memahami pentingnya kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan alami, sekaligus menggali nilai-nilai keberlanjutan dalam tradisi kuliner, serta mengasah ketelitian dalam seni membungkus makanan tradisional,” tambahnya.