Menyusuri Jejak Sejarah di Kuil Gyeonggijeon, Warisan Dinasti Joseon di Jeonju

Suasana Sakral di Tengah Desa Tradisional Hanok

https://lunetwork.org/ JEONJU – Tenang, anggun, dan mengesankan. Itulah kesan pertama yang dirasakan saat menapaki jalan menuju Kuil Gyeonggijeon, salah satu situs bersejarah peninggalan Dinasti Joseon. Terletak di kawasan Hanok Village, Jeonju, tempat ini memancarkan nuansa penghormatan yang mendalam terhadap para pendahulu.

Kuil yang dibangun pada tahun 1410 ini memiliki desain arsitektur khas era Joseon. Empat pilar besar berwarna merah marun menopang atap berwarna hijau cerah, dihiasi motif bunga mugunghwa, simbol nasional Korea Selatan, yang tampak anggun di beberapa bagian bangunan.

Atapnya yang kokoh dan megah seperti mengundang setiap pengunjung untuk melangkah lebih dalam, menyelami sejarah yang terpatri di balik dindingnya.

Area yang Menyambut dengan Hangat dan Elegan

Tak sedikit wisatawan memilih berfoto di gerbang utama kuil, mengabadikan momen langka di depan bangunan yang penuh sejarah. Memasuki halaman kuil, pengunjung disambut oleh lapangan terbuka yang bersih dan rapi. Beberapa pengunjung terlihat mengenakan Hanbok, pakaian tradisional Korea, lengkap dengan riasan khas, menambah kesan otentik dalam pengalaman wisata sejarah ini.

Menjelang pintu masuk utama kuil, terdapat enam wadah keramik besar yang pada masa lampau digunakan untuk menyalakan api di era kerajaan. Desainnya sederhana namun unik, menambah nilai sejarah di setiap sudutnya.

Tempat Penyimpanan Lukisan Raja Taejo

Hahm Hanhee, Direktur Center for Intangible Cultural Studies (CICS), yang menemani kunjungan ke Hanok Village pada Selasa (22 September 2025), menyampaikan bahwa Kuil Gyeonggijeon merupakan tempat penting yang menyimpan lukisan Raja Taejo (Yi Seong-gye), pendiri Dinasti Joseon. “Jeonju adalah kampung halaman keluarga Yi. Karena itu, kuil ini sangat dihormati,” ujarnya.

Hahm juga menjelaskan bahwa sejumlah bangunan kuno di kawasan Hanok telah direstorasi agar tetap terjaga keasliannya, termasuk Kuil Gyeonggijeon yang kini menjadi salah satu ikon wisata budaya Jeonju.

Pengalaman Menjelajah Hanok Village

Selama menyusuri Hanok Village, pengunjung akan menemukan toko-toko dengan desain arsitektur kuno yang menjual souvenir tradisional, menyediakan jasa penyewaan Hanbok, hingga berbagai aksesori khas Korea. Kawasan ini tak pernah sepi dari aktivitas wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang sibuk membuat konten foto dan video karena keindahan lokasinya.

Menurut Hahm, pelestarian kawasan ini dilakukan seautentik mungkin agar nilai sejarah dan budayanya tidak hilang dimakan zaman.

Dikelilingi Pohon Ginkgo Berusia Ribuan Tahun

Kuil Gyeonggijeon dikelilingi oleh pohon-pohon Ginkgo Biloba, dengan bentuk daun menyerupai kipas. Masyarakat Jeonju menyebut pohon ini sebagai “pohon rambut gadis”. Pohon ini merupakan satu-satunya jenis dari spesies Ginkgophyta yang masih bertahan hidup, sementara lainnya telah punah. Bahkan, spesies ini diyakini telah ada sejak 270 juta tahun lalu, menjadikannya saksi bisu sejarah panjang bumi.

Lukisan dan Pedang Sang Raja Pendiri Dinasti

Di bagian dalam kuil, pengunjung bisa melihat lukisan Raja Taejo (1335–1408), yang nama aslinya adalah Yi Seong-gye. Ia dikenal sebagai jenderal tangguh yang menjatuhkan Dinasti Goryeo yang korup dan mendirikan Dinasti Joseon pada tahun 1392, yang kemudian menjadi salah satu dinasti paling berpengaruh dalam sejarah Korea.

Di depan lukisan, terdapat dua bilah pedang berwarna merah mencolok dengan gagang marun, yang berdiri tegak sebagai simbol kekuasaan dan keberanian. Hahm menjelaskan bahwa baik lukisan maupun pedang tersebut merupakan replika, sementara yang asli disimpan di lokasi khusus demi alasan keamanan.

Destinasi Favorit Wisatawan Internasional

Lee Chong Min, perwakilan dari CICS yang mendampingi rombongan kunjungan, menyampaikan bahwa banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi kuil ini. “Mereka tertarik karena banyaknya kisah sejarah yang melekat pada tempat ini,” jelasnya.

Salah satu wisatawan asal Indonesia, Alamsyah, mengaku sangat terkesan melihat langsung lokasi yang sering dijadikan latar dalam drama-drama Korea berlatar kerajaan. “Saya kagum dengan kebersihan tempat ini, sangat tertib dan terorganisasi. Semoga bisa jadi inspirasi bagi pengelolaan tempat wisata di Indonesia,” ucapnya.

Alamsyah mengungkapkan bahwa berkunjung ke Korea seperti mimpi yang menjadi kenyataan. “Dulu saya hanya bisa melihat tempat-tempat ini di drama Korea. Sekarang saya bisa melihat langsung, dan rasanya luar biasa,” tambahnya.

Harga Tiket Terjangkau dan Akses Mudah

Mengunjungi Kuil Gyeonggijeon juga cukup ramah di kantong. Tiket masuk dikenakan sebesar:

  • 1.000 won (sekitar Rp15.000) untuk anak-anak,

  • 2.000 won (sekitar Rp30.000) untuk remaja,

  • 3.000 won (sekitar Rp45.000) untuk dewasa.

Tak heran jika kuil ini selalu ramai oleh wisatawan yang ingin merasakan suasana historis yang kental dan penuh makna. Jika Anda berkunjung ke Jeonju, Kuil Gyeonggijeon adalah tempat yang wajib masuk dalam daftar destinasi Anda — untuk melihat langsung warisan budaya Korea yang begitu dijaga dan dilestarikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *