Dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, hubungan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan rakyat selalu menjadi topik penting yang mencerminkan semangat kebersamaan dan pengabdian. TNI lahir dari rakyat, berjuang bersama rakyat, dan pada akhirnya kembali kepada rakyat. Hal inilah yang kembali ditegaskan oleh Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ketika menyampaikan pandangan bahwa “TNI dan rakyat, timbul tenggelam bersama rakyat.”
Pernyataan tersebut bukan sekadar ungkapan retoris, melainkan penegasan bahwa kekuatan sejati bangsa ini terletak pada kesatuan antara rakyat dan militernya. TNI tidak berdiri sebagai institusi yang terpisah atau berada di atas rakyat, melainkan menjadi bagian dari rakyat itu sendiri.
Makna Filosofis: TNI Lahir dari Rakyat
Sejarah mencatat bahwa TNI lahir dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Pada masa revolusi kemerdekaan, tentara yang kini disebut TNI berawal dari laskar rakyat, pejuang desa, hingga pemuda-pemuda yang bersatu melawan kolonialisme. Senjata mereka seadanya, strategi mereka lahir dari kearifan lokal, tetapi semangat mereka besar karena didukung rakyat.
Prabowo menekankan bahwa filosofi dasar ini jangan pernah dilupakan. TNI bukanlah entitas elit yang jauh dari rakyat. TNI hadir untuk melindungi, mendampingi, dan berjuang bersama rakyat. Oleh karena itu, jika rakyat mengalami penderitaan, maka TNI pun turut merasakannya. Jika rakyat sejahtera, TNI juga akan ikut merasakan kebahagiaan itu.
Sejarah Kebersamaan TNI dan Rakyat
Untuk memahami makna “timbul tenggelam bersama rakyat”, kita bisa melihat berbagai momen sejarah:
-
Revolusi Kemerdekaan (1945–1949)
Pada periode ini, tentara Indonesia lahir dari rakyat. Rakyat menyumbangkan logistik, menyediakan informasi, hingga menyembunyikan pejuang dari pengejaran Belanda. Tanpa rakyat, tentara yang masih muda itu tidak mungkin bisa bertahan melawan pasukan kolonial yang lebih modern. -
Masa Konfrontasi (1960-an)
Saat Indonesia berkonflik dengan Belanda di Irian Barat maupun dengan Malaysia dalam Konfrontasi, TNI selalu berada di tengah rakyat. Dukungan moral dan materi dari masyarakat menjadi sumber kekuatan penting. -
Bencana Alam
Tidak hanya di masa perang, TNI juga hadir dalam situasi bencana. Dari tsunami Aceh 2004 hingga gempa di berbagai daerah, TNI menjadi garda terdepan membantu rakyat. Hal ini menegaskan bahwa tugas TNI bukan hanya bertempur, tetapi juga mengabdi untuk kemanusiaan.
Visi Prabowo tentang TNI dan Rakyat
Sebagai Presiden terpilih, Prabowo menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan TNI dan rakyat. Baginya, militer yang kuat tidak hanya diukur dari alutsista canggih atau strategi modern, tetapi juga dari kedekatan emosional dan moral dengan rakyat.
Beberapa poin penting dari visi tersebut antara lain:
-
Modernisasi TNI yang Berpihak pada Rakyat
Prabowo berkomitmen memperkuat pertahanan Indonesia dengan teknologi modern. Namun, ia menegaskan bahwa semua itu tetap harus berorientasi pada perlindungan rakyat, bukan sekadar unjuk kekuatan. -
Program Pembinaan Teritorial
TNI akan semakin aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan begitu, rakyat akan merasa bahwa keberadaan TNI bukan hanya di barak atau medan tempur, melainkan juga hadir nyata dalam kehidupan sehari-hari. -
Kesejahteraan Prajurit
Prabowo memahami bahwa kesejahteraan prajurit dan keluarganya juga sangat penting. Prajurit yang sejahtera akan lebih fokus mengabdi kepada rakyat. Hal ini menjadi bagian dari siklus “timbul tenggelam bersama rakyat.”
TNI Sebagai Kekuatan Rakyat
Dalam banyak pidatonya, Prabowo sering menekankan bahwa kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada sumber daya alam atau jumlah penduduk, tetapi juga pada solidaritas antara rakyat dan TNI.
Ia mengingatkan bahwa sejarah dunia dipenuhi contoh negara yang kuat secara militer tetapi runtuh karena kehilangan dukungan rakyat. Sebaliknya, negara yang mungkin tidak memiliki teknologi tercanggih bisa bertahan karena militernya didukung penuh oleh rakyat.
Contohnya bisa kita lihat pada Vietnam dalam perang melawan Amerika Serikat, atau Afghanistan dalam melawan kekuatan asing. Rakyat menjadi benteng pertahanan yang tak bisa dikalahkan hanya dengan senjata.
Peran TNI dalam Kehidupan Sosial
Pernyataan Prabowo juga mengandung pesan bahwa TNI harus selalu hadir dalam denyut kehidupan rakyat. Ada beberapa peran nyata yang bisa dilihat:
-
TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD): Program yang membantu pembangunan infrastruktur di desa-desa terpencil.
-
Operasi Kemanusiaan: TNI selalu aktif dalam misi kemanusiaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
-
Bantuan Bencana: Setiap kali ada bencana, TNI selalu menjadi pihak pertama yang hadir membawa bantuan logistik dan evakuasi.
-
Pembinaan Generasi Muda: Melalui kegiatan pendidikan, bela negara, dan wawasan kebangsaan, TNI berkontribusi membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Tantangan ke Depan
Meski hubungan TNI dan rakyat sudah terjalin lama, Prabowo mengingatkan bahwa tantangan ke depan tidak ringan.
-
Ancaman Global
Dunia kini menghadapi ancaman non-tradisional seperti terorisme, kejahatan siber, dan perubahan iklim. TNI harus mampu beradaptasi, tetapi tetap menjaga kedekatan dengan rakyat. -
Polarisasi Sosial
Tantangan internal seperti perbedaan politik atau isu-isu identitas bisa meretakkan persatuan bangsa. Dalam hal ini, TNI harus menjadi perekat, bukan bagian dari perpecahan. -
Ketahanan Ekonomi
Kesejahteraan rakyat menjadi faktor penting. Jika rakyat lemah secara ekonomi, maka kekuatan pertahanan juga ikut melemah. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang merata juga merupakan bagian dari pertahanan nasional.
Kesimpulan
Ungkapan “TNI dan rakyat, timbul tenggelam bersama rakyat” yang disampaikan Prabowo Subianto mengandung makna mendalam. Ia menegaskan bahwa TNI bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia. Sejarah sudah membuktikan bahwa tanpa dukungan rakyat, TNI tidak akan pernah bisa bertahan.
Di sisi lain, rakyat juga membutuhkan TNI sebagai penjaga kedaulatan, pelindung dari ancaman, dan sahabat dalam situasi sulit. Hubungan simbiosis ini harus terus dipelihara di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
Prabowo, sebagai Presiden terpilih, berkomitmen memperkuat ikatan ini melalui modernisasi pertahanan, peningkatan kesejahteraan prajurit, serta memperluas peran TNI dalam kehidupan sosial masyarakat. Dengan begitu, TNI akan tetap menjadi tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional sebagaimana cita-cita pendiri bangsa.
Pada akhirnya, ungkapan Prabowo bukan sekadar slogan, tetapi sebuah pengingat bahwa kekuatan terbesar Indonesia terletak pada kebersamaan: TNI dan rakyat yang bersatu, timbul tenggelam, menghadapi suka maupun duka, untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa.
