Setelah Aksi Protes Besar, Apakah Turis Indonesia Masih Berwisata ke Nepal?

Situasi Nepal Pasca-Demonstrasi dan Dampaknya Terhadap Wisata

https://lunetwork.org/ Gelombang aksi demonstrasi antikorupsi mengguncang Nepal sejak Senin, 8 September 2025. Aksi ini dipelopori oleh para pemuda berusia 20-an dan menyebar ke berbagai wilayah, termasuk pusat kota. Beberapa hotel yang diketahui memiliki keterkaitan dengan pejabat pemerintah turut menjadi sasaran amukan massa.

Bandara Internasional Tribhuvan (TIA) di Kathmandu sempat menghentikan seluruh aktivitas penerbangannya, yang mengakibatkan sejumlah pembatalan penerbangan domestik maupun internasional. Aparat militer Nepal pun diturunkan guna mencegah meluasnya kekacauan yang berpotensi menelan korban jiwa.

Bandara Dibuka, Aktivitas Wisata Mulai Pulih

Kini, Bandara Internasional Tribhuvan kembali beroperasi dan telah melayani penerbangan ke berbagai tujuan. Meskipun kondisi di Nepal perlahan membaik, sektor pariwisata—terutama wisata pendakian—masih berada dalam sorotan. Negara yang dikenal sebagai “atap dunia” ini memang menawarkan daya tarik luar biasa bagi para pencinta alam dan pendaki gunung.

Apakah Wisatawan dari Indonesia Tetap Melanjutkan Trip?

Sebagian Agen Wisata Tunda Perjalanan

Rahman Mukhlis, Chief Operating Officer (COO) dari Main Outdoor, menyampaikan bahwa pihaknya memutuskan untuk menunda jadwal perjalanan ke Nepal demi keselamatan peserta.

“Kami tunda keberangkatan karena kondisi di Nepal masih belum sepenuhnya stabil,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/9/2025).

Main Outdoor semula merencanakan perjalanan pada Oktober hingga Desember 2025 dengan tujuan Everest Basecamp dan Annapurna Basecamp, namun kini menjadwal ulang ke musim pendakian 2026, yaitu pada bulan Maret hingga Mei dan Oktober hingga November.

Sebagian Agen Masih Pantau Perkembangan

Di sisi lain, Awal, perwakilan dari Furky Sahroni, menyatakan bahwa pihaknya masih terus memonitor perkembangan terkini melalui komunikasi langsung dengan rekan dan pemandu lokal di Kathmandu. Destinasi utama mereka adalah wilayah pegunungan Annapurna IV yang berjarak sekitar 200 km dari ibu kota.

“Hingga sekarang belum ada laporan kerusuhan di kawasan tersebut, tapi kami tetap pantau terus,” ujar Awal.

Menurutnya, kawasan Thamel di Kathmandu masih tergolong aman, namun jika situasi memburuk sewaktu-waktu, mereka siap melakukan evaluasi ulang mengenai keberangkatan.

Sebagian Agen Lanjutkan Trip Sesuai Jadwal

Berbeda dengan dua penyelenggara sebelumnya, Bayu, pemilik Halo Nepal Tour, memastikan bahwa perjalanannya tetap berjalan sesuai rencana.

“Perjalanan tetap dilanjutkan karena situasi sudah mulai aman,” ujarnya.

Bayu menyebutkan bahwa destinasi yang ditawarkan juga meliputi pendakian ke Annapurna Basecamp dan Everest Basecamp dengan durasi perjalanan antara 10 sampai 15 hari. Namun, ia menekankan bahwa keputusan tetap akan disesuaikan jika terjadi perubahan kondisi lapangan.

“Kalau situasi memburuk, kami tidak akan ragu untuk menunda perjalanan. Keamanan peserta tetap jadi prioritas,” tegasnya.

Asosiasi Trekking Nepal Pastikan Situasi Kondusif

Optimisme para pelaku wisata ini juga diperkuat oleh pernyataan resmi dari Asosiasi Agen Perjalanan Trekking Nepal (TAAN). Dalam surat edaran tertanggal Rabu, 10 September 2025, disebutkan bahwa situasi di Kathmandu sudah kembali relatif normal.

Pemerintah Nepal juga telah memberlakukan jam malam terbatas di beberapa wilayah hingga pukul 17.00 waktu setempat sebagai upaya menjaga stabilitas. Bandara Internasional Tribhuvan pun telah kembali aktif dan beroperasi seperti biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *