Penurunan Okupansi Hotel Saat Libur Lebaran 2025: Apa Penyebabnya?

https://lunetwork.org/ Okupansi hotel di berbagai provinsi di Indonesia selama libur Lebaran 2025 tidak memenuhi target yang diharapkan. Banyak hotel melaporkan penurunan signifikan dalam tingkat hunian dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di berbagai provinsi memberikan wawasan berharga mengenai tantangan yang dihadapi sektor perhotelan.

Situasi di Beberapa Daerah Wisata

Yogyakarta

Ketua PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, mencatat bahwa target okupansi hotel 80% belum tercapai. Selama hari Lebaran (1-2 April 2025), rata-rata okupansi hotel hanya 60%. Setelah Lebaran, angka okupansi naik sedikit menjadi 50% dari tanggal 2 hingga 5 April 2025. Deddy juga mengamati penurunan durasi menginap tamu, yang sekarang hanya bertahan empat hari, padahal biasanya lima hingga enam hari.

Jawa Barat

Situasi serupa terjadi di Jawa Barat. Ketua PHRI Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, menjelaskan bahwa okupansi hotel mengalami fluktuasi selama bulan puasa hingga Lebaran. Selama Ramadhan (1-27 Maret 2025), okupansi hanya 20%. Meskipun meningkat menjelang Lebaran, diprediksi akan kembali turun ke 20-30% setelah libur Lebaran.

Bali

Bali, sebagai destinasi wisata populer, juga merasakan dampaknya. Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, mengungkapkan bahwa rata-rata okupansi hotel selama libur Lebaran 2025 hanya 50-55%, jauh dari target 80-85% pada tahun-tahun sebelumnya. Beberapa destinasi populer seperti Sanur dan Ubud memiliki tingkat okupansi lebih baik, tetapi masih banyak kamar kosong.

Faktor-faktor Penyebab Penurunan Okupansi

Penurunan Daya Beli Masyarakat

Deddy menduga penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu penyebabnya. Laporan CORE Indonesia menunjukkan indikator konsumsi masyarakat yang lemah menjelang Lebaran 2025, seperti deflasi yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Indeks Penjualan Riil (IPR) yang rendah.

Efisiensi Anggaran Pemerintah

Dodi menyoroti efisiensi anggaran pemerintah yang mengakibatkan kurangnya pemesanan kegiatan di hotel. Efisiensi anggaran APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun menyebabkan banyak hotel mengeluhkan minimnya pemesanan kegiatan pemerintah.

Faktor Lainnya

Cok Ace di Bali menambahkan bahwa munculnya vila-vila baru dan kondisi ekonomi domestik yang buruk juga memperburuk situasi. Cuaca ekstrem dan tanggal libur Lebaran yang berimpitan dengan Hari Raya Nyepi juga mempengaruhi tingkat hunian hotel di Bali.

Penurunan okupansi hotel selama libur Lebaran 2025 dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penurunan daya beli masyarakat, efisiensi anggaran pemerintah, dan faktor-faktor lain seperti munculnya vila-vila baru dan kondisi ekonomi domestik yang kurang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *